Postingan

Kenapa Aku Diam Saat Masalah Menumpuk? Memahami "The Silence Paradox"

Terlalu berisik, sampai tak sanggup untuk berbicara. Apakah kamu pernah mengalami ini? Semua bisa mengalaminya. Fenomena ini bisa terjadi oleh siapapun, tanpa melihat gender apapun. Otak kita terbatas dalam memproses informasi suara, ia juga memiliki bandwidth terbatas untuk memproses informasi emosional dan masalah hidup. The Silence Paradox: Semakin banyak masalah, semakin kita bungkam. Ini adalah ironi yang menyakitkan, saat kita butuh dukungan, justru mekanisme pertahanan diri kita mengisolasi diri. Ketika seseorang bertanya “Ada apa?” atau “Kamu kenapa?,” kita dihadapkan pada kebingungan, masalah mana yang harus diceritakan dulu? “Haruskah aku mulai dari masalah keuangan?” “Atau konflik pasangan?” “Atau tekanan pekerjaan dan beban yang menumpuk? Tapi itu saling terkait satu sama lain. Hasilnya “Nggak apa-apa” atau “Biasa-biasa aja.” Analoginya seperti komputer yang hang, terlalu banyak program yang terbuka. Kebisingan adalah program yang sangat berat, y...

759 KM - Puisi

Gambar
  Di sini, di Pondok Cina, masa lalu engga benar-benar pergi, dan Margonda Raya kini sebuah urat nadi yang tak pernah berhenti. Maka, Depok, engkau adalah sebuah mozaik yang belum selesai. Tuju ratus lima puluh sembilan kilometer kusebrangi. Hanya untuk pada sebuah tanda tanya yang panjang. Kupacu raga ini di sini, di Depok, dengan sejuta kenangan. Tak hanya diam, tetapi hati yang berbicara. Bernapas, bertumbuh, dan terus bertanya. Hati yang besar, yang tak akan pernah berhenti bercerita. Apakah tujuanku sebenarnya, atau hanya sekedar lari, dari zona nyaman yang mengurung diri? --- Apakah ini arah yang tepat, atau hanya sebuah pelarian dari ketakutan akan kesalahan,  dan tangisan yang tak tertahan? Aku punya tujuan besar yang terdampar jelas di angan. Tetapi dunia tak semudah membolak-balikan tangan. Ekspektasi menghalangi persimpangan jalan untuk melangkah. Oleh sebab itu, kakiku kadang ragu, membingungkan peta langkah. Setiap jalan seperti bercaba...

Terbenam Dalam Cakrawala - Sebuah Kisah tentang Kehilangan, Pengorbanan, dan Penerimaan

Gambar
Hai, kalian yang ada di sana, kali ini aku mau membagikan sebuah cerita pendek berjudul Terbenam Dalam Cakrawala. Cerita ini mengangkat tema perjalanan emosional seorang Ibu dalam kesepiannya yang pada akhirnya belajar menerima kepergian, dan merangkul kehidupan baru. Selamat membaca.. ... Diana berdiri di depan jendela kamarnya, memandang hujan dan pesisir pantai malam yang gelap. “Aku terlempar di dunia yang benar-benar tanpa persetujuanku.” Bisiknya, dengan kekecewaannya pada semesta. Diana melihat foto berbingkai mendiang ayahnya yang tergeletak di meja—Diana tersenyum dan menghela napas, senyumannya terasa seperti pisau, merasakan kesepian itu merayap pelan seperti embun di kaca. Di samping foto ayahnya, terlihat foto ibunya yang mengenakan gaun biru kuno—dia juga merindukan sosok ibu yang selalu memberinya kasih. Diana mengelus foto berbingkai mendiang ibunya. “Bu, sudah 15 tahun lamanya menghilang dari radar Diana, tapi aku sebagai seorang ibu masih menyalahkan diri sendiri, a...

Time is Going Down: Ketika Waktu Terasa Berlari tapi Hidupmu Ingin Berjalan

Gambar
Sebuah studi dari Journal of Experimental Social Psychology (2021) mengungkap bahwa orang yang melakukan ritual harian dengan kesadaran penuh ( mindful rituals ) mengalami waktu 23% lebih "panjang" dibanding mereka yang terburu-buru. Contoh konkretnya: Minum kopi pagi bukan sambil scroll media sosial, tapi benar-benar merasakan hangatnya cangkir, aroma biji kopi, sekedar melamun di teras, dan mendengar suara burung di luar. Atau juga, " Tech-free walks " yaitu jalan kaki 15 menit tanpa gadget , mengamati detail sekitar (bayangan pohon, tekstur jalan) - aktivitas sederhana yang dalam penelitian UC Berkeley mampu mengaktifkan default mode network , jaringan otak yang terkait dengan persepsi waktu meluas dan kreativitas. "Tapi memang sekarang, aku mau mengisi hal-hal dengan stories ." Kegelisahan yang tak lama ini tentang (“persepsi waktu.") Aku mau mengatakan bahwa, "Waktu tidak mundur, tapi kita bisa mengisi langkahnya dengan hal-hal yang membu...

"Jalan Pulang" -Vol. 03 (Cerita Mini)

Gambar
  ... Tahun 2023, di Stasiun Tawang, Semarang. Terlihat ada seorang lelaki dewasa yang sedang berdiri dan akan melakukan boarding. Dia terlihat tegar dan pemberani namun sebenarnya hatinya perasa dan rapuh. Walaupun status pandemi COVID-19 telah berakhir, lelaki dewasa itu masih merasakan pilu di hatinya. Begitu banyak masalah yang dia hadapi; mulai dari orang tuanya bercerai, bagaikan sebuah ombak besar yang menghantam kapalnya, dan kini kisah cintanya pun tak semanis madu, malah lebih seperti racun yang perlahan-lahan menggerogoti hatinya. Lelaki dewasa itu bernama Rian, dia adalah seorang pria yang berusia 28 tahun, yang ingin merantau ke Jakarta dengan harapan untuk memperbaiki kondisi finansial keluarganya. Rian memiliki tujuan untuk menyatakan perasaannya pada Maya, wanita yang selama ini memenuhi hatinya. Namun, trauma masa lalu dan keraguan akan perasaannya sendiri menjadi halangan besar bagi Rian dalam mewujudkan keinginannya tersebut. Pria berusia 28 tahun itu memang sela...

Populer Post

Time is Going Down: Ketika Waktu Terasa Berlari tapi Hidupmu Ingin Berjalan

"Jalan Pulang" -Vol. 03 (Cerita Mini)

Terbenam Dalam Cakrawala - Sebuah Kisah tentang Kehilangan, Pengorbanan, dan Penerimaan