“Jalan Pulang” - Vol. 01 (Cerita Mini)




Siti, seorang single mother yang bekerja keras untuk menghidupi dua anaknya, Rina dan Budi. Siti selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya meskipun dalam keadaan sulit.

Siti ingin mengumpulkan cukup uang untuk merayakan ulang tahun Rina yang ke-10, sebuah momen yang sangat berarti bagi putrinya, dan juga untuk memberikan mereka suasana kebahagiaan selayaknya keluarga yang utuh, tapi Siti mengalami kesulitan finansial dan harus menghadapi waktu kerja yang panjang, sementara Rina dan Budi menginginkan perhatian dan cinta dari ibunya. Selain itu, Siti juga menghadapi rasa kesepian dan tekanan emosional sebagai seorang single mother.

Setiap hari, Siti bangun sebelum matahari terbit. Ia memulai harinya dengan menyeduh kopi dan menyiapkan sarapan sederhana untuk Rina dan Budi. Meskipun lelah, senyuman anak-anaknya selalu memberikan semangat. Ulang tahun Rina semakin dekat, dan Siti bertekad untuk membuatnya spesial.

“Bu, kita bisa punya pesta ulang tahun kali ini?” tanya Rina dengan mata berbinar. Siti merasa hatinya bergetar. Ia ingin sekali memberikan yang terbaik, tetapi pikirannya langsung teringat pada tagihan dan biaya hidup yang harus dipenuhi.

“Sayang, kita akan coba ya. Ibu akan berusaha,” jawabnya, meskipun dalam hatinya ia merasa ragu.

Hari-hari berlalu dan Siti bekerja keras di dua pekerjaan. Ia menjadi pelayan di kafe di pagi hari dan membersihkan rumah orang lain di malam hari. Setiap rupiah yang ia kumpulkan disimpan dalam celengan plastik berbentuk kucing untuk pesta ulang tahun Rina. Namun, semakin banyak waktu berlalu, semakin banyak pula pengeluaran yang harus ia hadapi.

Di tengah kesibukan, Siti merasa semakin jauh dari anak-anaknya. Rina dan Budi sering meminta perhatian, tetapi Siti tidak bisa selalu ada untuk mereka. Suatu malam, saat Siti pulang dari pekerjaan, ia menemukan Budi berusaha menyiapkan kejutan kecil untuk Rina. “Bu, kami ingin merayakan ulang tahun Rina dengan kue cokelat!” katanya dengan semangat.

Mendengar itu, Siti merasa terharu, tetapi juga frustasi. “Kita tidak punya uang untuk itu, Nak,” jawabnya dengan suara lembut. Rina dan Budi terlihat kecewa, dan Siti merasa hatinya hancur.

Namun, semangat Rina tidak padam.

“Ibu, tidak perlu pesta besar. Cukup kita berkumpul dan makan kue bersama, itu sudah cukup,” ucap Rina, membuat Siti tertegun.

Ketulusan anaknya membuat Siti menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari materi.

Dengan keputusan bulat, Siti mengubah strateginya. Ia mencari bahan-bahan sederhana untuk membuat kue sendiri dan mengajak anak-anaknya berpartisipasi. Mereka bersama-sama mencampur adonan, menghias kue, dan tertawa. Momen itu menjadi lebih berharga daripada pesta mewah sekalipun.

Saat hari ulang tahun tiba, Siti membawa kue buatan mereka ke meja makan. Rina dan Budi melompat kegirangan.

“Selamat ulang tahun, sayang!” Siti memeluk Rina erat-erat. Dalam pelukan itu, Siti merasa cinta keluarga mereka semakin kuat.

Malam itu, mereka merayakan dengan sederhana: sebuah kue, tawa, dan kebersamaan. Siti menyadari, meskipun hidup penuh tantangan, cinta keluarga adalah kekuatan yang tidak ternilai. Ulang tahun Rina menjadi momen istimewa yang akan selalu dikenang, bukan karena kemewahan, tetapi karena kehangatan dan cinta yang mereka bagi.

Komentar

Populer Post

Time is Going Down: Ketika Waktu Terasa Berlari tapi Hidupmu Ingin Berjalan

"Jalan Pulang" -Vol. 03 (Cerita Mini)

Terbenam Dalam Cakrawala - Sebuah Kisah tentang Kehilangan, Pengorbanan, dan Penerimaan